Selasa, 03 Februari 2015

Keluarga Masa Kini

Tema   : Tawar - Menawar
Judul   : Keluarga Masa Kini
Anggota :
  • Agung Samuel 
  • Chris Adriel 
  • Dava Destiyanti
  • Fanny Yusdiyanti
  • Farhan Malik
  • Fatimah Nanda Qasih Haerina
  • Martha Rista
  • Michael Andrew
  • Michael Nato
  • Rahma Silfiyani
 Peran   :
  • Keluarga
    Agung Samuel - Ayah
    Chris Adriel - Anak pertama
    Fatima Nanda Qasih Haerina - Anak kedua
    Martha Rista - Ibu
  • Staff Toko PakaianFanny Yusdiyanti - Staff I
    Rahma Silfiyani - Staff II
  • Polisi GadunganMichael Andrew - Polisi I
    Michael Nato - Polisi II
  • Pembantu Rumah TanggaDava Desty - Pembantu I
    Farhan Malik - Pembantu II
Teks Drama

Suatu hari dipagi yang cukup cerah karena guyuran hujan yang membasahi kota Jakarta. Sepasang kakak, dan adik sedang memainkan gadgetnya masing - masing karena hari itu hari libur sehingga mereka dapat bersantai.

Adriel : *memainkan gadget*

Rina : *memainkan gadget sembari menghampiri kakaknya* " Abang, lihat deh ada baju bagus. " *menunjukan kesebuah situs*

Adriel : " Mana coba lihat. " *menarik gadget* " Menurut abang tidak terlalu bagus karena abang sering lihat di department store. "

Rina : *merajuk* " Tapi baju ini lucu, Rina suka. Rina mau minta baju ini ke ayah. "

Adriel : " Ya sudah coba  bilang ayah dulu. " *kembali ke gadget*

Rina menghampiri ayahnya

Rina : " Ayah coba lihat deh baju ini. " *memperlihatkan situs online shop*

Agung : " Mana coba lihat. " *mengambil gadget* " Ini bukannya banyak di department store? "

Rina : " Tidak ayah, disana tidak ada baju yang persis seperti ini dijual disana. "

Agung : " Ya sudah kita coba lihat besok ke department store besok. "

Keesokannya keluarga itu pergi ke suatu department store untuk memastikan bahwa baju itu ada atau tidak di department store tersebut.

Martha : " Nak, kamu mau beli baju seperti apa kesini? "

Rina : " Rina lihat di online shop, Rina engga tau kalo disini ada baju itu atau tidak. "

Martha : " Hmmm, ya sudah coba kita berkeliling dulu saja. "

Cici dan Fanny : " Ibu mau cari baju untuk siapa bu? "

Martha : " Saya mau cari baju buat anak saya yang ini. "

Cici : " Kebetulan kami sedang banyak mengeluarkan baju dengan model baru disebelah sana. "

Fanny : " Tapi bu, kalau ibu mau mencari baju untuk ibu. Kami juga punya baju dengan model barunya juga. Jika, ibu mempunyai member card department store ini dapat potongan harga. "

Martha : " Ooo gitu mbak. Ya sudah kami coba lihat yang sebelah sana. "

Cici : " Iya bu, silahkan berkeliling bu. "

Setelah berkeliling. Keluarga itu pulang dari department store dengan menjinjing barang yang dibelanjakannya.

Adriel : " Dek udah ketemu baju yang dicari? "

Rina : " Belum bang. Padahal sudahh berkeliling. "

Agung : " Ya sudah, besok ayah belikan baju yang kamu maksud itu di online shop. "

Rina : " Benar yah? Makasih ayah ! "


Ditengah perjalanan dua orang polisi menghentikan mobil yang dikendarai ayah dari keluarga tersebut.

Nato : *membunyikan pluit* " Maaf pak, tolong kepinggir jalan dulu sebentar. "

Agung : " Ada apa ya pak? Apakah saya melakukan pelanggaran "

Andrew : " Bapak membawa surat - surat ? "

Agung : " Coba saya lihat dulu. " *mengorek dasbord* " Maaf pak, saya lupa membawa surat - suratnya. Saya cuma mengantar anak saya untuk membeli barang untuk keperluannya. "

Andrew : " Bapak tadi lihat ada lampu merah? Bapak menerobosnya. "

Agung : " Aduhh pak, saya tidak lihat tadi. Saya teledor. "

Nato : " Jadi, mau gimana pak? Saya tilang aja ya. "

Agung : " Aduhhh jangan ditilang saya pak.


Andrew : " Ya bapak maunya gimana? "

Agung : " Saya lagi diburu - buru pak. Damai aja pak. " *mengeluarkan uang 100 ribu rupiah*

Nato : " Lain kali bapak harus lihat - lihat dulu sebelum menggunakan jalan. Jika, bapak tidak menaatinya lagi dapat membahayakan keluarga bapak, dan pengguna jalan yang lain. "

Agung : " Iya pak, lain kali saya hati - hati. Saya jalan ya pak salam 86. "

Andrew : " Salam 86. "

Sesampainya dirumah, ayahnya marah - marah karena ditilang tadi.

Agung : " Kenapa ayah tidak lihat lampu merah tadi ya? Aduhhh. "

Adriel : " Udahlah yah. Sabar aja. Lagian ayah juga ceroboh tidak lihat lampu merah itu lenyap deh 100 ribu. "

Agung : " Ya sudah udah berlalu. "

Sementara itu, pembantu rumah tangga di rumah dari keluarga tersebut sedang saling berbicara mengenai suatu hal.

Farhan : “ Desti, aku ….”

Desti : “ Ngomong noun kang ?”

Farhan : “ Ikuloh, kenaikan gaji. Aku arep minta gaji tambahan. Wis lama aku tinggal disini gajinya segitu2 aja. Kasian emak di kampong dek. Kamu arep juga toh, gajinya dinaikkan “

Desti : “ Ngomong wae kang. Nanti teh neng temenin. Hayu atuh, kasian emak eneng di kampong juga. Ngomongnya teh sama kanjeng mami wae kang, jangan sama bapak. Sieun oy ngomong sama bapak “

Farhan : “ Yowis ayo kita ngomong ama nyonya “

Melihat mami Martha sedang meminum teh di teras, Farhan dan Desty menghampirinya.

Farhan : “ Permisi nyonya, maaf mengganggu waktunya sebentar. Kami ingin membicarakan sesuatu. Apa nyonya sedang sibuk ? “

Marta : “ Oh tidak-tidak. Silahkan duduk. Apa yang ingin kalian bicarakan ?”

Farhan : “ Anu, beginiloh nyonya. Sekarang kan jaman makin modern nya, biaya hidup pun semakin mahal. Saya, hmm, mau minta tambahan gaji, Nyonya. Maaf sebelumnya saya lancang, tapi dengan penghasilan 500.00,- per bulan, saya merasa kurang berkecukupan untuk hidup”

Desty : “ Iya Nyonya benar,  boro2 mau kirim uang ke kampung, buat kami hidup aja maneh belum cukup, Nyonya “

Marta : “ Jadi berapa kenaikan gaji yang kalian inginkan ?”

Farhan : “ Kami ingin dinaikkan menjadi  1.500.000,-/bulan “

Martha : “ Saya rasa saya hanya bisa menaikkan gaji kalian 750.000,-/bulan”

Farhan : “Duh bukan saya menolak nyonya, tapi saya dan teman saya masih kekurangan dengan gaji         segitu sebulan, apalagi kami juga mesti kirim uang buat keluarga di kampung.”

Martha : “Begini ya, saya sebenarnya tidak keberatan menaikkan gaji kalian menjadi 1.500.000,-/bulan, tetapi saya juga ingin bicara dulu dengan suami saya agar dia setuju, keuangan di rumah ini dia yang mengatur, jadi saya tidak berhak langsung menaikkan gaji kalian begitu saja”

Farhan : “Yasudah nyonya, kami mohon sekali dinaikkan upah bayaran kami, kami juga mohon maaf jika selama bekerja disini ada perlakuan kami yang tidak berkenan di hati nyonya dan keluarga”

Desti : “Iya nya, mohon ya nya dibicarakan sama tuan Agung agar dia mau menaikkan gaji kami”

Farhan : “Kalau begitu kami berdua permisi mau lanjut bekerja nya, maaf nih mengganggu waktu santai nyonya”

Desti : “Iya permisi nya”

Martha : “Iya tidak apa-apa, nanti akan saya coba bicarakan dengan suami saya, kalian kerja saja dulu yang rajin biar tuan mau menaikkan gaji kalian”

Desti : Iya terima kasih ya nyonya, permisi”

Martha : “Iya silahkan lanjutkan pekerjaan kalian”